Mengalir Tanpa Muara : Antara Harapan dan Ketidakpastiaan
Tadi aku liat ada konten mengenai HTS (Hubungan Tanpa Status) dan aku perhatikan komentar-komentarnya, banyak banget yang terjebak dalam hubungan ini. Kenapa aku liat komentar? Karena rasanya nggak afdhol aja gitu kita nonton video TikTok tanpa melihat kolom komentarnya, wkwk. Jadi, kali ini aku mau share pendapat aku tentang HTS, atau ada juga yang bilang dijadikan second choice. Intinya, bukan dijadikan first choice gitu. Mungkin ini memang hubungan yang paling nggak enak, ya, seperti kita mau ngelarang tapi rasanya nggak enak, minta dikabarin, tapi kita bukan siapa-siapa gitu kan? Intinya, serba salah. Kita dihadapkan pada situasi di mana kita terus-menerus diberi harapan, yang membuat kita ingin maju, tetapi kadang terhalang oleh gender (dalam artian, masa cewek yang harus ngejar sih?).
HTS itu emang situasi yang rumit, tapi kita juga nggak bisa menepis atau mencegahnya. Yang bisa kita lakukan hanyalah meminimalisir dan mengontrol supaya kita tidak jatuh terlalu dalam. Menurut aku, sejatuh-jatuhnya kita ke dalam alam cinta, kita tetap wajib menggunakan akal sehat. Sebelum memutuskan untuk jatuh cinta dan terjun ke kedalaman perasaan, pastikan otak dan hati kita sudah tersambung. Kenapa? Karena cinta itu buta dan bisa membutakan. Terkadang, kita memang tidak bisa dinasehati jika sudah terlanjur jatuh cinta, karena mata kita sudah silau oleh apa yang membuat kita terpanah.
Hubungan tanpa status adalah hubungan yang mungkin menyenangkan, tetapi juga menyesatkan. Kenapa? Karena hubungan itu tidak ada kejelasan dan tidak ada final chapter-nya. Mungkin ada pemikiran, “Mending HTS daripada pacaran,” tetapi kalau HTS-nya seperti orang pacaran, ya apa bedanya? Dalam hidup ini, ada yang namanya tujuan hidup. Menjalin hubungan pun seharusnya memiliki tujuan yang jelas, mau dibawa ke mana hubungan tersebut. Tidak ada istilahnya "let it flow," karena ini bukan air. Bahkan air yang terlihat mengalir saja tetap memiliki muara.
Jadi, sebelum kita terjebak dalam hubungan tanpa status, penting untuk bertanya pada diri sendiri: Apa yang sebenarnya kita inginkan? Apakah kita siap untuk menghadapi ketidakpastian dan risiko yang datang bersamanya? Jangan sampai kita terjebak dalam ilusi yang hanya memberikan kebahagiaan sesaat, sementara kita kehilangan arah dan tujuan dalam hidup. Cinta memang indah, tetapi jangan sampai kita melupakan diri sendiri dalam prosesnya. Mari kita berusaha untuk menciptakan hubungan yang sehat dan bermakna, di mana kita bisa saling menghargai dan memahami satu sama lain, bukan hanya sekadar menjadi pilihan kedua.
Komentar
Posting Komentar