Sosial Media : 1 dari 100
Sosial media adalah suatu tempat dimana kita bisa berimajinasi, berkomunikasi dan mengutarakan segala apa yang kita rasakan. Dan ya segalanya bisa saja benar terjadi, atau bisa juga kebalikannya dalam artian hanya gimmick atau hoax semata. Dunia Maya istilahnya, bukan dunia milik si Maya tetapi dunia imajinasi yang bisa kita buat untuk menyembuhkan atau menjadi obat atas pahitnya realitas dunia.
Sebenarnya kita tau apa itu dunia maya, apa itu imajinasi. Tetapi terkadang kita denial dan menyangkal serta menegaskan bahwa dunia yang terlihat di sosial media seseorang adalah realitas kehidupan mereka. Kita hanya menyangkal untuk mereka tetapi membenarkan untuk diri kita sendiri. Kita selalu berkata "Duniaku yang sebenarnya tidak seindah dengan apa yang kamu lihat di sosial media" dan disaat yang sama juga, saat melihat sosmed seseorang kita berkata "Enak sekali ya dia, tidak pernah kekurangan apapun. Hidupnya sempurna banget sih" tanpa kita tau bahwa dibalik itu semua, pastinya ada hal-hal yang menyedihkan yang tidak pernah mereka bagikan ke orang lain.
Kenapa seperti itu ? karena memang sebagian dari kita tidak suka terlihat lemah, tidak suka terlihat sedih, atau hanya senang membagikan masa-masa bahagia saja. Kita hanya ingin mengabadikan momen indah di sosial media dan berharap momen tersebut dapat kekal abadi atau mungkin berharap dapat kembali lagi ke masa bahagia tersebut. Sosial media hanyalah 1 dari 100% kehidupan seseorang. Apa yang kita lihat belum tentu itu realitas yang terjadi.
Sosial media bukanlah tempat yang baik untuk dijadikan tolak ukur kebahagian atau kehidupan seseorang. Karena pada dasarnya kebahgiaan memang tidak bisa diukur. Saya sendiri berfikir bahwa kebahagiaan bukanlah hal yang mutlak, kebahagiaan tidak dapat ditemukan tetapi kebahagiaan harus kita wujudkan. Yaitu dengan cara bersyukur. Syukuri apa yang sudah kita dapatkan, syukuri apa yang telah Allah berikan kepada kita. Nikmat iman, islam, ihsan. kita dapat menghirup udara segar secara gratis, masih dapat menggerakkan anggota tubuh. masih bisa mengerjakan segala sesuatu dengan sehat tannpa terhalang apapun. Bukankah itu adalah nikmat yang nyata yang Allah berikan kepada kita ?
Jangan terpaku dengan senyuman yang ditampilkan dalam gambar/video dalam suatu media sosial media. Yakinlah, kita tidak tau seburuk apa realita hidup seseorang, kita tidak tau kesulitan apa yang telah dialaminya. Stop judge kehidupan seseorang berdasarkan apa yang kalian lihat di sosial media. Hiduplah di dunia nyata, jangan terlalu sibuk dengan apa yang ada di sosial media. Tidak apa-apa untuk berselancar di dunia maya, tetapi jangan sampai hal tersebut mempengaruhi kehidupan nyata kita.
Beberapa orang terlihat sangat periang, lucu dan selalu menghibur di sosial medianya. Tetapi ternyata kehidupan nyatanya jauh dari kata menyenangkan. Apakah salah ? tidak. Itu branding atau image yang ingin dia tampilkan, Itu wajah yang dia bangun, dia menghibur dengan harapan akan banyak orang yg mungkin akan terbantu atau merasa bahagia dengan hadirnya dia. Karena mungkin di kehidupan pribadinya, tidak ada yang memberikan dia kebahagiaan dan dia tidak ingin hal itu terjadi ke orang lain yang mungkin memliki masalah yang sama dengannya.
Ingatlah Sosial Media itu branding, image yang memang dibangun berdasarkan karakter apa yang dia inginkan. Jadi, sosial media memang tidak bisa dijadikan acuan untuk kita menilai kehidupan seseorang. Kita boleh memiliki persepsi terhadap apa yang ditampilkan dalam sosial media seseorang, menilai bahwa kehidupan dia sempurna, selalu mendapatkan apa yang diinginkan dan lain sebagainya. Tetapi jika perasaan yang timbul dari persepsi tersebut dapat menimbulkan rasa iri hati atau menjadikan kita tidak percaya diri. Tentu ini akan menjadi masalah tersendiri. Bijaklah dalam bersosial media, hati-hatilah dalam memilih konten yang akan dikonsumsi, pahami pengaruh apa yang mungkin dapat terjadi ke dalam diri kita jika melihat konten tersebut.
Setiap orang memiliki skenarionya sendiri, jalan hidupnya sendiri, dan panggungnya sendiri. Kamu baik dengan apa yang kamu miliki saat ini. Kurangi insecure, mulailah bersyukur karena pada hakikatnya manusia selalu haus. Kendalikan emosi diri, Perkuat rasa percaya diri, You're the best, Just the way you are.
by : Rodliyatul Khasanah
Komentar
Posting Komentar